Istiqomah Baca Al-Quran

ASSALAAMU'ALAIKUM... SELAMAT DATANG DI BLOG IBA, SEMOGA BISA ISTIQAMAH :)

Perempuan Berkiblat Surga

Inilah kisah tentang dua orang insan yang selalu berupaya mendekatkan diri
kepada
Allah SWT. Namun, Syaithan berhasil menyesatkan mereka dengan cara yang
begitu tampak
indah. Mereka sama-sama menuntut ilmu agama dan telah banyak faham tentang
syari’at
disekeliling mereka. Sebut saja kedua hamba Allah SWT itu adalah Zahra dan
Jabbar.
Ya, seorang perempuan yang bernama lengkap Fatima’us Zahra dan seorang lelaki
yang bernama lengkap Maulana Al-Daffa Jabbar. Mereka di pertemukan dalam
sebuah
kegiatan kampus yang disebut dengan BDM (Badan Dakwah Masjid). Semuanya di
mulai dari intensifnya sebuah komunikasi. Zahra dan Jabbar sering berdiskusi
tentang ilmu-ilmu agama. Kedekatan mereka yang awalnya di niatkan karena ingin
menuntut ilmu agama semata-mata hanya karena Allah SWT, perlahan-lahan
menumbuhkan benih-benih cinta. Zahra sering memperhatikan Jabbar, terlebih
ketika Jabbar sedang menyenandungkan tilawah Al-Qur’an, Zahra sungguh tak bisa
membohongi hatinya bahwa tilawah Al-Qur’an Jabbar sungguh indah di dengar oleh
siapapun, dan ketika Jabbar menyampaikan ilmunya dalam sebuah majelis,
sungguh rasanya Zahra semakin tak mampu membohongi hatinya. Tanpa di duga,
ternyata Jabbar pun memiliki rasa yang sama. Melalui sebuah pesan singkat di
tengah malam buta itu Jabbar dan Zahra saling mengungkapkan perasaannya.
Zahra dan Jabbar semakin hari semakin dekat. Zahra sadar, hadir nya Jabbar
di kehidupan Zahra tanpa disadari mengambil hatinya selama ini. Zahra terbuai oleh
keshalihan palsu Jabbar yang tampak hanya di permukaan. Inilah bukti nyata iman
seorang hamba naik turun, ketika godaan naik derajat, hembusannya begitu tidak
terasa. Hari-hari Zahra selalu berbunga-bunga karena ada Jabbar dalam hari-

harinya. Keterbiasaan mereka melakukan komunikasi yang intensif, membentuk
sebuah kebiasaan, di mana mereka saling mendukung dan memberi perhatian satu
sama lain. Hingga ketika Zahra berhadapan dengan masalah, ia langsung mencari
sosok Jabbar untuk berbagi, menyandarkan harap, perhatian, dan mendapat solusi.
Tanpa sadar dalam lisan Zahra mengucap bahwa ia merasa begitu lemah di
hadapan sosok seorang Jabbar. Belum lagi ketika Zahra sedang kesepian, Jabbar
selalu ada disisi Zahra. Mengingatkan kesehatan, waktu makan, dan saling khawatir
jika tak memberi kabar.
Mereka sebenarnya faham bahwa cinta yang sebenarnya yaitu dengan menikah.
Tapi mereka
masuk ke lubang di mana Syaithan membuat yang buruk menjadi indah.

Bukan lagi Allah SWT yang jadi sandarannya, bukan lagi Allah SWT yang mereka
utamakan. Tapi hawa nafsu memulai semuanya dengan caranya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, ternyata sosok Zahra mulai resah, gelisah dan
merasa semua ini tak wajar. Zahra semakin tak bisa menolak keresahan hatinya ini
ketika ia membaca firman Allah :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ....(31)
Katakanlah (wahai nabi) kepada orang laki-laki yang beriman : “Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka
perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman“ hendaklah mereka menahan
sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya….. (Q.S.An-Nur :30 – 31)
Akhirnya dengan keberanian dan niat karena Allah SWT, Zahra mencoba
berbicara pada Jabbar yang sebenarnya sudah faham bahwa ini semua salah. Tapi,
kemudian Jabbar hanya bisa berjanji pada Zahra bahwa dia akan menghalalkan
semuanya. Tapi lagi-lagi kuasa Allah SWT yang menentukan semuanya. Yang
Zahra dapatkan hanyalah kekecewaan dan harapan semu semata. Makin hari,
Zahra semakin sadar bahwa hatinya tidak lagi menomor satukan Allah SWT.
Harapannya selama ini sangat ia sandarkan pada makhluk-Nya. Dan ternyata,
Jabbar tidak bisa menepati janjinya dan dia pergi meninggalkan Zahra. Tanpa Zahra
sadari ada perempuan lain yang membuat Jabbar jatuh hati, dan ketika Zahra
memintanya memilih antara ia dan perempuan itu, Jabbar tak mampu memilih. Inilah

bukti cinta semu Jabbar selama ini. Hanya sekerdil itukah cintanya pada Zahra?
Sehingga ketika ia di uji dengan pesona perempuan lain, ia goyah. Begitulah, tidak
ada yang tau niat dalam hati seseorang kecuali Allah SWT yang menguasai alam
semesta dan seisinya. Harapan indah terlanjur menghiasi rongga-rongga mimpi
Zahra, hingga ketika ia menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan ia
terhempas keras kearah tanah. Cinta itu tidak buta, tapi ia melumpuhkan logika.
Zahra menyesali pelanggarannya terhadap syari’at Allah SWT. Menyesali tidak
menjaga hatinya. Memang nikmat di perhatikan oleh orang yang kita sukai, tapi
sebelum ia halal bagi kita disitulah syaithan mengambil peran. Di situlah lumpuhnya
logika.
Zahra kembali terseok mendekat kepada Allah SWT, sebab kemarin ia begitu
sering terlupa. Bulir-bulir air mata menetes dalam setiap shalatnya. Tengadah kedua
tangannya menjadi saksi pengakuan dosa yang membawanya pada akibat yang sulit
di hempas.
Rasa sakit berulang kali menghampiri hati Zahra jika ia teringat pada sosok Jabbar
yang hadir dalam kehidupannya.
Namun kembali ia teringat pada Firman Allah SWT :

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (139)
“ Maka janganlah kamu lemah, dan janganlah berhati sedih, karena sesungguhnya
kamu kuat, jika kamu orang beriman “ (Q.S Ali-Imran : 139).
Kini Zahra kembali berusaha bangkit, ia percaya Allah SWT mempunyai
hadiah terbaik untuknya. Karena sesuatu yang di awali dengan cara yang tidak
direstui-Nya jangan harap akan menuai barokah di kemudian hari. Jagalah hatimu
dengan sebaik mungkin, jangan tergiur dengan janji seorang yang belum halal
bagimu. Jangan izinkan rasa yang belum sepantasnya memenuhi hatimu. Dimana
Allah jika begitu? Biarkan rasa itu hadir pada saatnya, dengan ikatan yang di ridhoi
Allah SWT. Mitsaqan Gholizo, sebuah perjanjian yang kuat dan suci antara dua
manusia yang saling mencintai karena Allah SWT, yang berbuahkan sakinah,
berbungakan mawaddah, dan berdaunkan warahmah.
Satuhal yang perlu kita ingat bahwa ketika akan bermaksiat kepada-Nya
takutlah kepada Allah SWT, Allah SWT selalu melihatmu dan mengawasimu. Hingga
kini Zahra dan Jabbar tak pernah berkomunikasi lagi. Mereka sama-sama
memutuskan untuk tidak menjalin hubungan apapun. Kini Jabbar telah menemukan
perempuan pujaan hatinya. Namun Zahra? Silih berganti laki-laki datang dalam

hidupnya, namun ia lebih memilih untuk terus memperbaiki diri. Ia ingin menjadi
salah satu wanita penghuni surga yang begitu menjaga dirinya dan tidak di sentuh
siapapun. Dari Abdulloh bin Amr, bahwa Rasulullah bersabda :

«الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ»
“ Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah “ (HR.
Muslim :1467).
Zahra ingin terlebih dahulu menyiapkan diri sebaik mungkin. Agar tidak
kembali berharap pada orang yang salah. “ Laki-laki yang baik untuk perempuan
yang baik pula” , Bukankah itu sudah menjadi janji-Nya? Zahra tersenyum. Cerita ini
berpesan: “Jangan terlalu fokus mencintai manusia, fokuslah mencintai Allah SWT
dahulu, karena hanya Dia yang tak akan pernah memberikan harapan semu dan
meninggalkan umatnya.”
Semoga cerita ini dapat menginspirasi banyak pembacanya dan semoga
pada era modern ini masih ada kisah cinta seperti kisah cinta Ali bin Abi Thalib
dengan putri Nabi Muhammad SAW, yang selalu menjaga hatinya sampai-sampai
Syaithan pun tidak tahu tentang perasaan mereka satu sama lain. Hingga Allah SWT
menakdirkan mereka hidup bersama dalam ikatan suci yang disebut pernikahan
karena ridho-Nya.
Memang pada masa remaja hati sulit dikendalikan, rasa cinta dan kasih
sayang diantara dua insan tak dapat dihindarkan. Halalkan cintamu dalam kesucian
pernikahan atau diamlah. Belajarlah mencintai seseorang dalam diammu, rasa cinta
yang masih dihalalkan, ketika kamu diam menyimpan perasaan tanpa melakukan
hal yang haram, cukup hanya hati dan Tuhan Maha Bijak yang akan mengetahuinya.
Karena mengagumi ciptaan-Nya adalah hal yang masih diperbolehkan selama itu
tidak keluar dari aturan dan ajaran agama. Memang menahan rasa cinta dan kasih
sayang kita kepada lawan jenis tidaklah mudah terlebih-lebih di era modern ini
banyak sekali godaan, hanya saja itu semua bukanlah hal yang tidak mungkin,
selama kita berusaha menjaga hati, mengisi hari-hari dengan kesibukkan yang
positif, dan menguatkan iman dan taqwa semata-mata hanya kepada Allah SWT,
maka menjaga diri dari hal-hal yang dilarang agama tidaklah mustahil, karena
segala sesuatu itu tergantung dan kembali kepada niat masing-masing orang yang
melakukannya.
Wallahu a’lam bisowaf...

Oleh : Diani Novia Indriati

About the author

Admin
Selamat membaca !

0 komentar:

Copyright © 2013 Istiqomah Baca Al Quran and Blogger Themes.